Globalisasi
memberikan sisi gelap dan terang, dimana globalisasi akan membawa pemenang
sekaligus pecundang. Sisi gelap globalisasi tersebut adalah globalisasi sebagai
sebuah kompetisi yang menghancurkan, sebagai pembunuh pekerjaan, pembunuh kaum
miskin, dan sebagai individualisme yang berlebihan. Adapun sisi terang dari
globalisasi adalah globalisasi mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan, dan mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis.
Mencermati
bahaya globalisasi atau sisi gelap globalisasi, maka perlu ditelaah bagaimana
kiranya strategi pembangunan yang kondusif dalam era globalisasi. Tetapi,
sebelumnya sebagai perbandingan perlu dikemukakan kesalahan pembangunan ekonomi
pada masa lalu, sehingga untuk kedepannya tidak melakukakan kesalahan kembali.
Kesalahan
Pembangunan Ekonomi Pada Masa Orde Baru
Strategi
pembangunan pada masa orde baru bertumpu pada Trilogi Pembangunan, pemerataan
dan stabilitas. Secara konsepsional, strategi ini sangat baik, tetapi dalam
implementasinya banyak terjadi kesalahan. Stabilitas nasional pada masa orde
baru bersifat semu, yang berarti sebenarnya kita semua dibuat merasa takut dan
tunduk kepada perintah petinggi negara, maka akibatnya muncul euphoria
anarkisme. Selain itu, pertumbuhan sektoral yang tinggi pada sektor
industri ternyata tidak mampu menyerap tenaga kerja secara berarti, karena
tenaga kerja kebanyakan masih berada pada sektor pertanian. Dengan demikian,
sektor industri yang dikembangkan bersifat pada modal dan tidak cocok
diterapkan di Indonesia.
Perubahan
Dalam Pola Pembangunan
Strategi
pembangunan melalui trickle down effect akan membawa kenaikan pendapatan
pada masyarakat lapisan bawah. Akan tetapi karena kurangnya pembangunan
kelembagaan yang benar akan berakibat pada bencana krisis. Melihat
ketidakberhasilan strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi
melalui indtustrialisasi yang berbasis impor, padat modal, berteknologi tinggi
dan penuh nuansa kolusi dan korupsi, maka perlu dilakukan koreksi terhadap
strategi pembangunan.
Untuk
merealisasikan hal tersebut, tentunya kita harus melihat kepada sebutan negara
kita sejak dulu, yaitu negara agraris, maka titik tolak pembangunan harus
bertumpu pada pertanian. Dengan kata lain, perlu diwujudkan strategi
pembangunan yang terdiri dari sub sektor penyedia input, sub sektor produksi,
dan sub sektor output.
Strategi
Pembangunan Pertanian
1.
Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia
Kondisi sumber daya manusia dalam bidang
pertanian sungguh sangat memprihatinkan. Melihat kondisi tersebut, perlu adanya
usaha yang dilakukan oleh penyuluh dan litbang pertanian. Penyuluhan harus
menyeluruh dan terpadu serta berjalan serasi yang menyangkut semua aspek
agribisnis seperti aspek teknis, pemasaran, pembukuan, permodalan, asuransi,
dan berbagai aspek lainnya.
2.
Bantuan
Dana Keuangan
Langkah yang perlu diambil untuk mencapai
ketangguhan perekonomian Indonesia adalah dengan merealisasikan pembangunan
agribisnis, dimana pembangunan kepada subsektor – subsektor yang saling terkait
dan terintegrasi, baik sektor input, produksi, dan output. Bantuan dana
diperlukan untuk menggairahkan pengembangan agribisnis di Indonesia, dimana
diarahkan kepada penggunaan sumber daya (bahan baku) dari dalam negeri.
3.
Pola
Kemitraan
Pola kemitraan hendaknya dapat saling
menguntungkan kepada pihak – pihak yang terkait, dan jangan dilaksanakan karena
hanya untuk memenuhi himbauan. Peran koperasi sangat diperlukan dalam rangka
mengembangkan ketahanan sektor pertanian. Koperasi juga memperkuat posisi
petani dalam menjual hasil produk pertanian ke pihak lainnya.
4.
Perwilayahan
Komoditis
Menurut
(Rangkuti, 1992) penentuan satu kawasan perwilayahan komoditas harus didasarkan
pada penelitian dan pengkajian yang cermat antara lain segi :
a.
Kesesuaian
daya dukung sumber daya alam (kondisi tanah secara keseluruhan, sumber air dan
iklim) untuk komoditi pertanian bersangkutan
b.
Potensi
sumber daya manusia baik dari jumlah maupun kualitas yang ada dan perlu
dikembangkan
c.
Potensi
sumber daya buatan yang ada dan yang dapat dikembangkan
- Baca Juga : Nilai – nilai Individu dan Sikap Kerja
- Baca Juga : Apa yang dimaksud dengan Investasi ?
- Baca Juga : Desain Organisasi
- Baca Juga : KONSEP DASAR MANAJEMEN
- Baca Juga : Apa yang dimaksud dengan Investasi ?
- Baca Juga : SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KEBIJAKAN PERBANKAN
- Baca Juga : Industrialisasi di Indonesia
- Baca Juga : MASALAH STRUKTURAL PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kondisi
Pembangunan Pertanian Saat Ini
Dalam
sejarah perekonomian Indonesia sejak Pelita I hingga akhir pemerintahan
Reformasi, pentingnya pembangunan pertanian seringkali hanya
didengung-dengungkan, namun dalam kenyataannya tetap saja pemberdayaan petani
kurang diperhatikan. Kondisi pertanian saat ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.
Pendapatan
petani masih rendah baik secara nominal maupun secara relatif dibandingkan
dengan sektor lain
2.
Usaha
pertanian yang ada didominasi oleh ciri-ciri:
a.
Skala
kecil
b.
Modal
terbatas
c.
Tekonologi
sederhana
d.
Sangat
dipengaruhi musim
e.
Wilayah
pasarnya lokal
f.
Umumnya
berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi
pertanian (pengangguran tersembunyi)
g.
Akses
terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah
h.
Pasar
komoditi pertanian sifatnya mono/oligopsoni sehingga terjadi eksploitasi harga
pada petani.
3.
Pendekatan
parsial yang yang bertumpu pada peningkatan produktifitas usaha tani yang tidak
terkait dengan agroindustri. Hal ini menunjukkan fondasi dasar agribisnis belum
terbentuk dengan kokoh sehingga sistem dan usaha agribisnis belum berkembang
seperti yang diharapkan, yang terjadi kegiatan agribisnis masih bertumpu pada
kegiatan usaha tani.
4.
Pembangunan
pertanian yang ada kurang terkait dengan pembangunan pedesaan.
5.
Kurang
memperhatikan aspek keunggulan komparatif yang dimiliki wilayah. Pembangunan
agribisnis yang ada masih belum didasarkan kepada kawasan unggulan.
6.
Kurang
mampu bersaing di pasaran, sehingga membanjirnya impor khususnya komoditas
hortikultura.
7.
Terdapat
senjang produktivitas dan mutu yang cukup besar sehingga daya saing produk
pertanian Indonesia masih mempunyai peluang yang sangat besar untuk
ditingkatkan.
8.
Pangsa
pasar ekspor produk pertanian Indonesia masih kecil dan sementara kapasitas dan
potensi yang dimilikinya lebih besar.
9.
Kegiatan
agroindustri masih belum berkembang. Produk perkebunan semenjak zaman Belanda
masih berorentasi pada ekspor komoditas primer (mentah)
10.
Terjadinya
degradasi kualitas sumberdaya pertanian akibat pemanfaatan yang tidak mengikuti
pola-pola pemanfaatan yang berkelanjutan.
11.
Masih
lemahnya kelembagaan usaha dan kelembagaan petani. Usaha agribisnis skala
rumahtangga, skala kecil dan agribisnis skala besar belum terikat dalam
kerjasama yang saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Yang terjadi adalah penguasaan pasar oleh kelompok usaha yang kuat sehingga terjadi
distribusi margin keuntungan yang timpang (skewed) yang merugikan petani.
12.
Lemahnya
peran lembaga penelitian, sehingga temuan atau inovasi benih/ bibit unggul
sangat terbatas.
13.
Lemahnya
peran lembaga penyuluhan sebagai lembaga transfer teknologi kepada petani,
setelah era otonomi daerah.Kurangnya pemerintah memberdayakan stakeholder
seperti perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dalam pembangunan
pertanian.
14. Lemahnya dukungan kebijakan makro ekonomi
baik fiskal maupun moneter seperti kemudahan kredit bagi petani, pembangunan
irigasi maupun pasar, dan hal lainnya.
Kesimpulan
1. Sektor
pertanian mampu bertahan pada saat perekonomian Indonesia terjadi krisis
moneter, karena pada sektor pertanian terus mengalami pertumbuhan yang positif dan
bahkan pada sektor pertanian inilah yang mampu menyelamatkan perekonomian
Indonesia.
2. Sisi
terang dari globalisasi adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan, serta mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis.
3. Sisi
gelap dari globalisasi dapat menghancurkan, dapat membunuh pekerjaan, dapat
membunuh kaum miskin, dapat menjadikan setiap individu memiliki sikap
individualisme yang berlebihan, dan itu semua dapat menyebabkan masalah untuk
perekonomian Indonesia.
4. Dengan
strategi pembangunan pertanian melalui pemberdayaan manusia, bantuan dana
keuangan, pola kemitraan, dan perwilayahan komoditis akan menghasilkan
perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Silakan Berkomentar yang Sopan, Komunikatif dan Membangun.
Terima Kasih atas Kunjungan Anda.
Emoticon