Ilustrasi Gambar : Pixabay.com
A. NILAI – NILAI INDIVIDU
Dalam tatanan bahasa Indonesia, kata nilai (value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai mata uang misalnya dikaitkan dengan harga sebuah mata uang. Jika dikatakan bahwa nilai rupiah turun bisa diartikan bahwa daya belimrupiah kurang berharga dibandingkan dengan nilai rupiah periode sebelumnya atau dengan mata uang yang lain.
Nilai adalah sebuah konsep yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang atau hal – hal tertentu. Pengaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau manfaat.
Sebagai contoh, Milton Rokeach mengatakan bahwa nilai (value) adalah keyakinan abadi (enduring belief) yang dipilih oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai dasar untuk melakukan suatu kegiatan tertentu (mode of conduct) atau sebagai tujuan akhir tindakannya (end state of existence).
Bidang studi perilaku organisasi banyak berinteraksi dengan disiplin ilmu lain, seperti antropologi, sosiologi, psikologi serta mengadopsi beberapa konsep darinya termasuk konsep nilai. Esensi dari setiap konsep nilai sesungguhnya sama, yakni nilai adalah (1) sebuah konsep atau keyakinan ; (2)tentang tujuan akhir atau sebuah perilaku yang patut dicapai; (3) yang bersifat transendental untuk situasi tertentu; (4) menjadi pedoman untuk memilih atau mengevaluasi perilaku atau sebuah kejadian; dan (5) tersusun sesuai dengan arti pentingnya.
1. Peran Nilai
Dalam bidang studi perilaku organisasi memahami nilai-nilai personal karyawan bukan merupakan pilihan melainkan menjadi keharusan bagi para manajer karena nilai-nilai personal merupakan landasan untuk memahami sikap dan perilaku karyawan.
2. Sumber dari Sistem Nilai
Hasil survei yang dilakukan penulis pada tahun 1997 menunjukkan bahwa nilai-nilai keamanan keluarga (family security), kebahagiaan (happiness) dan kehidupan yang harmonis (inner harmony) merupakan nilai-nilai penting yang menjadi tujuan hidup kalangan dosen PTS di lingkungan perguruan tinggi Islam dan katolik di Indonesia.
3. Tipe Nilai
Jika Rokeach membedakan nilai menjadi dua – terminal dan instrumental value, Allport dan teman-teman membuat kategori nilai dengan cara berbeda, yaitu sebagai berikut.
a. Nilai Teoritik
b. Nilai Ekonomik
c. Nilai Estetika
d. Nilai Sosial
e. Nilai Politik
f. Nilai Religi
4. Konflik Nilai
Organisasi adalah tempat bertemunya berbagai macam konsep nilai-nilai masyarakat (societal values), nilai institusi (institusi values), nilai organisasi (organizational values), dan nilai kerja (work values), nilai profesi (professional values), dan nilai personal (personal values).
a. Intrapersonal value conflict.
Intrapersonal value conflict pada dasarnya merupakan konflik nilai yang terjadi pada diri seseorang.
b. Interpersonal value conflict
Jenis konflik ini biasanya bukan karena perang batin seseorang melainkan antara dua orang yang berbeda kepribadian sehingga ketika seseorang melakukan tindakan tertentu dianggap tidak logis oleh orang lain.
c. Person – organization value conflict
Setiap organisasi hampir pasti memiliki tata nilai sendiri yang tercermin pada budaya organisasi yang mereka bangun sebagai dasar untuk menjalankan aktivitas mereka.
5. Mengatasi Konflik Nilai
Untuk mengatasi intrapersonal conflict, Barbara Moses, misalnya menyarankan agar organisasi bisa menjadi tempat yang bersahabat dengan kehidupan (life friendly organization) yang memberi kesempatan kepada karyawan untuk merefleksikan dirinya – bagaimana seorang karyawan menjalani hidup dan menghabiskan waktunya untuk kehidupan.
- Baca Juga : Desain Organisasi
- Baca Juga : KONSEP DASAR MANAJEMEN
- Baca : PERTANIAN INDONESIA
- Baca Juga : Desain Organisasi
- Baca Juga : KONSEP DASAR MANAJEMEN
- Baca : PERTANIAN INDONESIA
B. SIKAP KERJA
Ada 4 alasan mengapa seorang manajer perlu memahami sikap karyawan. Pertama, pada situasi tertentu sikap seseorang berpengaruh terhadapm perilaku individu orang tersebut.
Kedua, dalam konteks pekerjaan, membangun sikap kerja positif sangat berguna bagi alasan kemanusiaan terlepas bahwa sikap tersebut akan meningkatkan produktivitas seorang atau tidak. Ketiga , banyak organisasi yang dengan sengaja mendesain program untuk menciptakan sikap. Keempat, sikap sesorang memainkan peran penting dalam studi perilaku organisasi khususnya teori motivasi.
1. Definisi Sikap
Sikap adalah sebuah konstruk/konsep/bangunan yang bersifat hipotetik (Hypothetical construct). Untuk memahami sikap seseorang terhadap sebuah objek, pertama, kita perlu mencermati apa yang dikatakan atau dilakukan seseorang terhadap sebuah objek tersebut. Kedua, menginterpretasikan maksud dari perkataan atau tindakan orang tersebut. Ketiga, memahami perilaku orang bersangkutan.
2. Komponen Sikap
Sikap seseorang terhadap sebuah objek, orang lain atau situasi secara umum bisa dipahami melalui 3 komponen berbeda pembentuk sikap yaitu : Cognitive Component adalah informasi yang dimiliki seseorang tentang objek yang disikapi. Affective component adalah perasaan dan emosi seseorang terhadap objek yang disikapi. Behavior tendency component merupakan cara sesorang menunjukkan perilakunya terhadap sebuah objek.
3. Hubungan antara Sikap dan Perilaku
a. Motif berperilaku (behavior intention)
b. Motif khusus
c. Pembenaran perilaku (behavior justifications)
4. Merubah Sikap
a. Memberi informasi baru
b. Menambah atau mengurangi rasa takut
c. Menambah atau mengurangi keraguan
d. Partisipasi dalam diskusi kelompok
5. Sikap Kerja
a. Kerja adalah hukuman
b. Kerja adalah upeti
c. Kerja adalah beban
d. Kerja adalah kewajiban
e. Kerja adalah sumber penghasilan
f. Kerja adalah kesenangan
g. Kerja adalah status
h. Kerja adalah pretise atau gengsi
i. Kerja adalah harga diri
j. Kerja adalah aktualisasi diri
k. Kerja adalah panggilan jiwa
l. Kerja adalah pengabdian
m. Kerja adalah hidup
n. Kerja adalah ibadah
o. Kerja itu (adalah) suci
6. Kepuasan Kerja
Secara umum telah dikemukakan bahwa tugas seorang manajer adalah meningkat kerja organisasi dan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dua variabel yang bisa saling memengaruhi, tetapi juga bisa independen satu sama lain.
7. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah nilai-nilai personal yang kadang-kadang disebut sebagai loyalitas atau komitmen terhadap perusahaan. Komitmen karyawan terhadap organisasi, disebabkan karena beberapa faktor berikut ini.
a. Faktor personal
b. Karakteristik yang terkait dengan peran karyawan
c. Karakteristik struktural
d. Pengalaman kerja
8. Keterlibatan Kerja (Job Involement)
Keterlibatan kerja bisa disebut sebagai nilai-nilai kerja. Seseorang dikatakan keterlibatannya dalam kerja sangat tinggi jika (a) berpartisipasi secara aktif; (b) memandang kerja sebagai bagian dari hidup yang sangat penting; (c) melihat pekerjaan dan seberapa baik ia bekerja sebagai bagian penting dari konsep diri mereka.
Job involvement merupakan hasil dari kombinasi antara karakteristik sesorang dengan faktor-faktor organisasi.
Sumber : Universitas Terbuka, Modul Perilaku Organisasi (EKMA4158), Nilai – nilai Individu dan Sikap Kerja
Silakan Berkomentar yang Sopan, Komunikatif dan Membangun.
Terima Kasih atas Kunjungan Anda.
Emoticon