1.
Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem
ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang menghendaki adanya kebebasan tiap
individu untuk melakukan segala kegiatan ekonomi tanpa ada campur tangan
pemerintah. Dalam sistem ini, setiap individu memiliki hak mutlak untuk
mengelola aset yang ia miliki untuk mendapatkan manfaat/keuntungan
sebesar-besarnya. Sistem ini juga memungkinkan setiap orang untuk memelih
pekerjaan atau usaha sesuai dengan kehendaknya. Pemerintah tidak memiki hak
untuk melakukan intervensi, sehingga setiap individu bebas berkreativitas dan
berinovasi.
Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Kapitalis
ü Masyarakat
bebas menentukan barang apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi,
bagaimana menjualnya dan berapa harga jualnya.
ü Setiap
individu memiliki kebebasan mencari pekerjaan
ü Adanya
kebebasan bagi masyarakat dalam menggunakan sumber daya ekonomi
ü Semua
kegiatan produksi di lakukan dengan tujuan mendapatkan laba, sehingga mendorong
kegiatan ekonomi dengan prinsip laba
Kelebihan
Sistem Ekonomi Kapitalis
ü Setiap
orang memiliki kebebasan memiliki aset dan sumber daya produksi
ü Mendorong
inisiatif dan inovasi masyarakat dalam bidang ekonomi
ü Munjulnya
persaingan yang membuat setiap produsen terpacu untuk menghasilkan prodak
ü Dianggap
efisien dan efektif karena semua tindakan didasari atas asas keuntungan
Kelemahan
Sistem Ekonomi Kapitalis
ü Banyak
penggunaan tenaga kerja di bawah umur dengan upah yang rendah, karena tujuannya
untuk mencari keuntungan yang tinggi dengan menekan biaya produksi
serendah-rendahnya.
ü Banyak
dilakukan perdagangan yang curang, karena tujuannya mencari laba yang tinggi
dan menghadapi para pesaing bisnis agar dapat terus menguasai monopoli pasar
ü Semakin lebar
jurang antara si kaya dan si miskin
2.
Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem
ekonomi sosialis adalah sebuah sistem ekonomi yang menjadikan negara sebagai
pusat komando perekonomian. Dalam artian semua kegiatan ekonomi masyarakat
berupa produksi, dustribusi dan kosumsi diatur secara sistematis oleh negara.
Semua sumberdaya ekonomi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia
statusnya adalah milik pemerintah yang nantinya akan digunakan untuk
melaksanakan segala agenda ekonomi yang dibuat oleh pemerintah. Dalam sistem
ini, peran swasta dalam perekonomian sangat sedikit. Hal ini dikarenakan pihak
produsen seperti pabrik, perusahaan ataupun industri hanya berperan sebagai
pelaksana kebijakan ekonomi yang digelontorkan oleh pemerintah. Sistem ini
lahir sebagai reaksi balik terhadap dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh
sistim ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi macam ini banyak diterapkan oleh
negara-negara komunis seperti Kuba, Cina dan lain-lain.
Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Sosialis
ü Alat dan
sumber produksi merupakan milik negara. Sedangkan hak milik perseorangan tidak
dianggap.
ü Kebijakan
perekonomian sepenuhnya direncanakan dan diatur oleh pemerintah (central
planning). Pemerintah berperan sebagai pemegang kebijakan perencanaan sekaligus
bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pengawasannya.
ü Pemerintah
mengatus jenis pekerjaan apa yang harus dilakukan oleh setiap individu. Rakyat
tidak bisa memilih dan menentukan jenis pekerjaan yang dikehendaki, karena
telah ditentukan oleh pemerintah.
ü Pihak
swasta tidak ada yang dapat melakukan kegiatan ekonomi secara bebas dan
mandiri. Hal ini disebabkan pemerintah menganggap semua warga negara sebagai
pekerja.
Kelebihan
Sistem Ekonomi Sosialis
ü Tanggung
jawab kemajuan ekonomi berada di tangan pemerintah.
ü Pemerintah
dapat menentukan jenis-jenis industri atau produksi.
ü Memudahkan
pemerintah dalam mengatur, mengawasi, dan mengendalikan perekonomian.
Kelemahan
Sistem Ekonomi Sosialis
ü Menghambat
daya kembang dan kreativitas individu
ü Masyarakat
tidak dapat secara bebas menguasai memiki alat dan sumberdaya ekonomi
ü Mewariskan
sifar diktator pada pemerintah
- Baca Juga : Nilai – nilai Individu dan Sikap Kerja
- Baca Juga : Apa yang dimaksud dengan Investasi ?
- Baca Juga : Desain Organisasi
- Baca Juga : KONSEP DASAR MANAJEMEN
- Baca Juga : Apa yang dimaksud dengan Investasi ?
- Baca Juga : SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KEBIJAKAN PERBANKAN
- Baca : PERTANIAN INDONESIA
3.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem
ekonomi campuran merupakan salah satu dari tiga sistem ekonomi yang paling
dikenal oleh masyarakat dunia. Sistem ekonomi ini berusaha mengambil dan
memadukan kebaikan dari sistem ekonomi sosialis dan kapitalis yang dianggap
terlalu ekstrim. Dalam sistem ini kedua belah pihak; pemerintah maupun swasta
sama-sama berperan dalam kegiatan ekonomi. Jauh berbeda dengan sosialis yang
menjadikan pemerintah sebagai penguasa otoriter yang memiliki hak penuh
terhadap kebijakan dan kegiatan ekonomi. Ataupun seperti sistem liberal yang
memberikan kebebasan penuh terhadap swasta dan pemilik modal sehingga dianggap rawan
terjadi monopoli ekonomi oleh segelintir orang.
Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Campuran
Sekali
lagi kita pertegas bahwa sistem ekonomi yang satu ini merupakan campuran dari
sistem ekonomi sosialis dan kapitalis. Sehingga tidak heran di dalam sistem
ekonomi campuran terdapat unsur-unsur sosialis dan kapitalis. Namun keduanya
ini kemudian dilebur sehingga menghasilkan ciri khas dan karesteristik
tersendiri. Berikut ini beberap ciri ekonomi campuran, antara lain:
ü Pemerintah
berperan aktif dalam kegiatan ekonomi
ü Pemerintah
membuat rencana kegiatan perekonomian dan berlaku terhadap semua pihak termasuk
swasta
ü Sumber
daya vital yang menyangkut hajat orang banyak/rakyat dikuasai oleh pemerintah
ü Hak
swasta diakui
ü Timbulnya
persaingan ekonomi antara individu/ kelompok dengan pengawasan oleh pemerintah
ü Pemerintah
turut campur tangan dalam kegiatan ekonomi di pasar
ü Pemerintah
dan swasta memiki peran yang sama dalam pelasanaan ekonomi
Kelebihan
Sistem Ekonomi Campuran
ü Sistem
ekonomi campuran memiliki beberapa kelebihan dibanding sistem ekonomi sosial
dan liberal, diantaranya:
ü Hak
miliki pribadi diakui
ü Stabilnya
harga di pasaran disebabkan campur tangan pemerintah
ü Sektor
ekonomi yang dikelola pemerintah digunakan untuk hajat rakyat
ü Kebebasan
memmbuka usaha
ü Pemerintah
lebih memperhatikan
ü Kestabilan
ekonomi dijamin oleh pemerintah
Kelemahan
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem
ini merupakan jalan tengah yang diharapkan dapat mengatasi kekurangan dan
kelemahan sistim kapital dan sosial. Maka secara logika, jika sistem ini
diterapkan secara benar, kelemahan yang ada pada sistem sebelumnya dapat
dihilangkan. Namun untuk beberapa pihak, sistem ini dianggap memiliki beberapa
kelemahan seperti:
ü Beban
pemerintah akan jauh lebih berat dari swasta
ü Pihak
swasta kurang dapat memaksimalkan keuntungan dikarenakan campur tangan
pemerintah dalam menentukan harga
4.
Sistem Ekonomi Neoliberalis
Neoliberalisme
adalah paham ekonomi yang mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas,
Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan BUMN, Deregulasi/ penghilangan campur
tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public
Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Neoliberalisme
dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS (Washington
Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi perahan
AS dan sekutunya/MNC.
Sesuai
dengan namannya, neoliberalisme adalah bentuk baru dari paham ekonomi pasar
liberal. Sebagai salah satu varian dari kapitalisme yang terdiri dari
merkantilisme, liberalisme, keynesianisme, neoliberalisme dan neokeynesianisme,
neoliberalisme adalah sebuah upaya untuk mengoreksi kelemahan yang terdapat
dalam liberalisme.
Sistem
ekonomi neoliberalisme menghilangkan peran negara sama sekali kecuali sebagai
“regulator” atau pemberi “stimulus” (uang negara) untuk menolong perusahaan
swasta yang bangkrut. Contohnya, pemerintah AS harus mengeluarkan “stimulus”
sebesar US$ 800 milyar (Rp 9.600 trilyun) sementara Indonesia pada krisis
moneter 1998 mengeluarkan dana KLBI sebesar Rp 144 trilyun dan BLBI senilai Rp
600 trilyun, melebihi APBN saat itu. Sistem ini berlawanan 100% dengan Sistem
Komunis dimana negara justru menguasai nyaris 100% usaha yang ada.
Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Neoliberalis
ü memfokuskan
pada metode pasar bebas
ü pembatasan
yang sedikit terhadap perilaku bisnis dan hak-hak milik pribadi.
ü Dalam
kebijakan luar negeri, neoliberalisme erat kaitannya dengan pembukaan pasar
luar negeri melalui cara-cara politis, menggunakan tekanan ekonomi, diplomasi,
dan/atau intervensi militer.
ü Pembukaan
pasar merujuk pada perdagangan bebas.
ü Pengurangan
Subsidi
ü Mengutamakan
Privatisasi/Penjualan BUMN
ü Deregulasi/Penghilangan
campur tangan pemerintah
ü pengurangan
peran negara dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan,
kesehatan, dan sebagainya.
Dampak
Positif Sistem Ekonomi Neoliberalis
Salah
satu agrnda Neoliberalisme adalah pelaksanaan privatisasi, yaitu pemindahan
kepemilikan perusahaan sektor publik ke sektor swasta. Privatisasi ini memiliki
banyak manfaat bagi perusahaan diantaranya perusahaan akan banyak memperoleh
tambahan modal untuk pengembangan usaha dan perusahaan akan banyak diawasi
sehingga kinerjanya akan lebih bagus. Selain itu, privatisasi juga akan
menimbulkan banyak hal positif yaitu dapat menciptakan banyak nilai tambah
sehingga perekonomian daerah dapat tumbuh. Privatisasi BUMN juga bisa
dimaksudkan untuk membantu anggaran pemerintah dari tekanan defisit.
Dampak
Negatif Sistem Ekonomi Neoliberalis
Neoliberalisme
secara umum berkaitan dengan tekanan politik multilateral, melalui berbagai
kartel pengelolaan perdagangan seperti WTO dan Bank Dunia. Ini mengakibatkan
berkurangnya wewenang pemerintahan sampai titik minimum. Neoliberalisme melalui
ekonomi pasar bebas, berhasil menekan intervensi pemerintah dan melangkah
sukses dalam pertumbuhan ekonomi pada kekuatan. Neoliberalisme bertolak belakang
dengan sosialisme, proteksionisme, dan environmentalisme. Secara domestik, ini
tidak langsung berlawanan secara prinsip dengan proteksionisme, tetapi
terkadang sebagai alat tawar untuk membujuk negara lain untuk membuka pasarnya.
Neoliberalisme sering menjadi rintangan bagi perdagangan adil dan gerakan
lainnya yang mendukung hak-hak buruh dan keadilan sosial yang seharusnya
menjadi prioritas terbesar dari sebuah negara. Neoliberalisme memiskinkan yang
miskin, karena sistem ekonomi neoliberalisme lebih mengutamakan kepentingan
pemodal atau kapitalis atau juga investor sehingga menempatkannya diposisi
sentral substansial. Sementara poisisi rakyat diletakkan pada posisi marginal
residual atau pinggiran. Jelas, sistem ekonomi neoliberalisme akan menggusur rakyat
miskin, pembangunan rakyat tidak inherent dengan pembangunan ekonomi. Rakyat
atau kalangan kelas bawah selalu menjadi budak di negerinya sendiri. Rakyat
akan berada dicengkraman kapitalisme neoliberalisme yang merupakan penghisapan
dan penindasan struktural.
5.
Sistem Ekonomi Indonesia
Sejak
berdirinya NKRI, sudah banyak tokoh-tokoh negara pada saat itu telah merumuskan
sistem perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia baik secara kelompok
maupun individu. Pada tahun 1949, salah satu tokoh negara yang bernama Sumitro
Djojohadikusumo menegaskan bahwa sistem yang dicita-citakan adalah ekonomi
semacam campuran tetapi dalam proses perkembangannya telah disepakati suatu
bentuk ekonomi
baru
yang dinamakan sebagai Sistem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung
unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi. Artinya kegiatan ekonomi
dilakukan oleh, dari, dan untuk rakyat. Pemerintah berperan sebagai pelaku
ekonomi sekaligus pengatur dan pengawas kegiatan ekonomi di Indonesia.
Pelaksanaan demokrasi ekonomi dijiwai nilai-nilai Pancasila meliputi asas
kekeluargaan, pandangan agamis tentang masyarakat, dan asas keadilan.
Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Indonesia
ü Sesuai
dengan perkembangan dan ideologi bangsa.
ü Berlandaskan
pancasila dan UUD 1945.
ü Mengutamakan
keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
ü Kegiatan
ekonomi merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
ü Sumber
daya ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara.
ü Penggunaan
sumber daya ekonomi harus berorientasi pada kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
6.
Sistem Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi
kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat.
Ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang
dilakukan oleh rakyat kebanyakan yang dengan secara swadaya mengelola
sumberdaya ekonomi apa saja yang didapat diusahakan dan dikuasainya yang
selanjutnya disebut sebagai UKM.
Gagasan
ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli ekonomi
Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara-negara berkembang
termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan.penerapan teori
pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara-negara Eropa ternyata telah
menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu harapan
agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan
masyarakat paling bawah, ternyata tidak sesuai harapan.
Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Kerakyatan
ü Bertumpu
pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.
ü Memerhatikan
pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup.
ü Mampu
mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
ü Menjamin
kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
ü Adanya
perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yangadil bagi seluruh rakyat.
7.
Reformasi Ekonomi Indonesia
Reformasi
merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional.
Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum,
sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan,
persamaan, dan persaudaraan. Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas
krisis yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi, hukum,
dan krisis sosial merupakan faktorfaktor yang mendorong lahirnya gerakan
reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang
menentukan.
Reformasi
dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar- tawar lagi dan karena itu,
hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi
tersebut. Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki adanya
pergantian kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur. Pergantian kepemimpinan nasional diharapkan
dapat memperbaiki kehidupan politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya.
Indoenesia harus dipimpin oleh orang yang memiliki kepedulian terhadap
kesulitan dan penderitaan rakyat.
Krisis
Finansial Asia
Krisis
moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata
belum mampu untuk menghadapi krisi global tersebut. Krisis ekonomi Indonesia
berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi
0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter
Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah bank
pada akhir tahun 1997.
Sementara
itu untuk membantu bank-bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah
ini tidak dapat memberikan hasil, karena pinjaman bank-bank bermasalah tersebut
semakin bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan begitu saja. Krisis
moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara, tetapi juga telah
menghancurkan keuangan nasional. Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis
moneter telah mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian
semakin memburuk, karena pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok
sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik
tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat.
Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta bantuan IMF. Namun,
kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah belum terelisasi,
walaupun pada 15 januari 1998 Indonesia telah menandatangani 50 butir
kesepakatan (letter of intent atau Lol) dengan IMF.
Faktor
lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak terlepas dari
masalah utang luar negeri. Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri
Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab munculnya krisis ekonomi. Namun,
utang luar negeri Indonesia tidak sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi
sebagian lagi merupakan utang swasta. Utang yang menjadi tanggungan Negara
hingga 6 februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar Amerika Serikat, utang
pihak swasta mencapai 73,962 miliar dollar Amerika Serikat. Akibat dari
utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia semakin
menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan di
Indonesia yang di anggap tidak sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta
tingginya kredit macet. Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945 Pemerintah Orde Baru
mempunyai tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai Negara industri,
namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di masyarakat. Masyarakat Indonesia
merupakan sebuah masyarakat agraris dan tingkat pendidikan yang masih rendah.
Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan Orde Baru sudah
jauh menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila. Dalam Pasal 33 UUD 1945
tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk
semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Sebaliknya,
sistem ekonomi yang
berkembang
pada masa pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai
oleh para konglomerat dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai
dengan korupsi dan kolusi. Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan
yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam
pelaksanaan pola pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan berbangsa
dan bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah yakni di Jakarta.
Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada bidang
ekonomi. Ini terlihat dari sebagian besar kekayaan dari daerah-daerah diangkut
ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di daerah
terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini juga dapat dilihat dari
pola pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris, karena pemberitaan yang
berasala dari Jakarta selalu menjadi berita utama.
Namun
peristiwa yang terjadi di daerah yang kurang kaitannya dengan kepentingan pusat
biasanya kalah bersaing dengan berita-barita yang terjadi di Jakarta dalam
merebut ruang, halaman, walaupun yang memberitakan itu pers daerah. Krisis
ekonomi yang melanda Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi,
seperti:
a.
Hutang luar negeri Indonesia yang sangat besar
menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi. Meskipun hutang itu bukan
sepenuhnya hutang negara, tetapi sangat besar pengaruhnya terhadap upaya-upaya
untuk mengatasi krisis ekonomi.
b.
Pemerintah orde baru ingin menjadikan negara RI
sebagai negara industri. Keinginan itu tidak sesuai dengan kondisi nyata
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat agraris
dengan tingkat pendidikan yang sangat rendah (rata-rata).
c.
Pemerintah orde baru bersifat sentralistik
sehingga semua kebijakan ditentukan dari pusat. Oleh karena itu, peranan
pemerintah pusat sangat menentukan dan pemerintah daerah hanya sebagai
kepanjangan tangan dari pemerintah pusat.
Kebijakan
Pemerintah Mengatasi Krisis
Krisis
ekonomi dengan berbagai dampak negatif, secara serius telah diupayakan untuk
diatasi dengan melaksanakan kebijaksanaan ekonomi yang bersifat makro maupun
mikro. Dalam jangka pendek kebijaksanaan ekonomi tersebut memiliki dua sasaran
strategis. Pertama, mengurangi dampak negatif dari krisis tersebut terhadap
kelompok penduduk berpendapatan rendah dan rentan. Kedua, pemulihan pembangunan
ekonomi ke jalur pertumbuhan yang tinggi. Kedua hal tersebut sangat penting
antara lain karena:
a.
Meluasnya pengangguran akibat krisis yang terjadi
di satu pihak dapat memicu timbulnya kerusuhan sosial, sementara di pihak lain
apabila berlangsung lama dapat menurunkan daya saing angkatan kerja, karena
mereka tidak mampu lagi menguasai perkembangan keterampilan baru yang sangat
diperlukan.
b.
Kapasitas produksi baik pada industri pengolahan
maupun sarana dan prasarana pengangkutan, komunikasi, serta energi yang
menganggur tanpa pemeliharaan yang baik akan menjadi rusak.
c.
Meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok dan
barang-barang lainnya secara berlanjut, pada gilirannya akan menambah jumlah
penduduk miskin karena daya beli mereka akan terus merosot.
d. Kemunduran
dalam pelaksanaan program pendidikan dan kesehatan terutama bagi putraputri
penduduk berpendapatan rendah, akan mengganggu upaya pemberdayaan kelompok
penduduk tersebut di masa datang.
Kebijaksanaan
Ekonomi Makro
Kebijaksanaan
ekonomi makro yang telah dilaksanakan pemerintah dalam upaya menekan laju
inflasi dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap valuta asing adalah melalui
kebijaksanaan moneter yang ketat disertai anggaran berimbang, dengan membatasi
deficit anggaran sampai pada tingkat yang dapat diimbangi dengan tambahan dana
dari luar negeri. Kebijaksanaan moneter yang ketat dengan tingkat bunga yang
tinggi selain dimaksudkan untuk menekan laju inflasi dan memperkuat nilai tukar
rupiah terhadap valuta asing, dengan menahan naiknya permintaan aggregat, juga
untuk mendorong masyarakat meningkatkan tabungan di sektor perbankan. Meskipun
demikian pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa tingkat bunga tinggi dapat
menjadi salah satu faktor terpenting yang akan berdampak negatif terhadap
kegiatan ekonomi atau bersifat kontraktif terhadap perkembangan PDB. Oleh karena
itu tingkat bunga yang tinggi tidak akan selamanya dipertahankan, tetapi secara
bertahap akan diturunkan pada tingkat yang wajar seiring dengan menurunnya laju
inflasi.
Kebijaksanaan
Ekonomi Mikro
Kebijaksanaan
ekonomi mikro yang ditempuh pemerintah, ditujukan, antara lain:
a.
Untuk mengurangi dampak negatif dari krisis
ekonomi terhadap kelompok penduduk berpendapatan rendah dikembangkannya jaring
pengaman sosial yang meliputi program penyediaan kebutuhan pokok dengan harga
terjangkau, mempertahankan tingkat pelayanan pendidikan dan kesehatan pada
tingkat sebelum krisis serta penanganan pengangguran dalam upaya mempertahankan
daya beli kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
b.
Sistem perbankan dan memulihkan kepercayaan
masyarakat terhadap keberadaan lembaga perbankan.
c.
Merestrukturisasi hutang luar negeri.
d.
Mereformasi struktural di sektor riil.
e. Mendorong
ekspor.
Silakan Berkomentar yang Sopan, Komunikatif dan Membangun.
Terima Kasih atas Kunjungan Anda.
Emoticon