Fakta Unik Kota Rjukan (Norwegia) tidak Tembus Cahaya Matahari - Educated12


Rjukan sebuah tempat yang memiliki fenomena unik di Eropa tepatnya di Norwegia. 
Bagaima tidak ?, tempatnya saja tidak pernah tembus matahari, sekalipun di beberapa tempat mengalami panas matahari yang terik, Rjukan akan selalu dalam keadaan gelap atau malam , wajar saja jika tempat tersebut di juluki “Kota tanpa cahaya matahari”.
Lalu apa penyebabnya ?.

Kota Rjukan berada dikawasan Telemark, lebih tepatnya berada di lembah kaki gunung Gaustatoppen, sehingga dikelilingi oleh pegunungan tinggi serta lereng yang curam. Kota Rjukan sendiri dihuni oleh penduduk kurang lebih 3,5 ribu Jiwa. Lokasinya memiliki jarak tempuh 2,5 jam dari kota Oslo.

Kota Rjukan mengalami fenomena alam ini setiap tahunnya, setiap musim dingin berlangsung antara bulan September sampai Maret, atau setiap enam bulan tidak merasakan sinar matahari.
Pada tahun 1913, pendiri kota Rjukan Sam Eyde melalui proyek Solspeil memiliki inovasi untuk merancang cermin raksasa yang akan diletakkan di atas pegunungan guna untuk memantulkan sinar matahari ke pusat kota. Namun inovasi tersebut tidak terealisasi memiliki kendala seperti biaya dan teknologi. Masyarakat setempat untuk merasakan sinar matahari harus naik kereta gantung untuk menuju puncak gunung.

Akhirnya Inovasi tersebut terealisasi dan sudah diresmikan Pada tahun 2013, yang diteruskan oleh seniman lokal bernama Martin Andersen pada tahun 2005 dengan bantuan teknologi modern dengan metode heliostat, beliau adalah seorang warga yang bekerja di pembangkit hidroelektrik.

Cermin raksasa pemantul sinar matahari tersebut diletakkan berada di puncak gunung dengan ketinggian 450 meter dari pusat kota Rjukan. Cermin raksasa tersebut ada 3 buah masing-masing memiliki luas 17 meter persegi mampu memantulkan sinar matahari seluas 600 meter persegi di kota Rjukan, cermin raksasa tersebut dikendalikan oleh bantuan komputer yang memantau arah pergerakan matahari sehingga kota Rjukan dapat merasakan sinar matahari setiap harinya.

Menurut Martin Andersen, biaya yang dihabiskan untuk membuat cermin raksasa sebesar 5 Juta Nok (mata uang Norwegia) atau kurang lebih senilai dengan Rp. 8 Miliar (mata uang Indonesia). Biaya tersebut didapatkan dari sponsor dan pemerintah. Karena keberhasilannya tersebut, dia mendapat penghargaan dari penduduk setempat. Penemuannya tersebut dinamakan “The Sun Mirror”. Meskipun cermin raksasa tersebut sudah terpasang namun tetap saja tidak seterang matahari langsung, tapi setidaknya penduduk setempat tidak perlu menaiki kereta gantung lagi untuk sampai diatas pengunungan merasakan sinar matahari langsung.



Related Posts

Silakan Berkomentar yang Sopan, Komunikatif dan Membangun.
Terima Kasih atas Kunjungan Anda.

Emoticon