Aku berdiri tertegun menatap langit
Laksana ombak yang memecah pantai
Kesedihan di lubuk hati paling dalam
Berderu bagaikan magma yang membeku
Aku berdiri tertegun menatap langit
Menyesali keputusan yang tidak berarti
Mutiara suci yang telah pergi
Yang tiada pernahku peduli
Aku menghela nafas yang dalam
Bagaikan hembusan naga yang membakar bumi
Berharap masalah cepat pergi
Tapi apa dayaku, penyesalan semakin menghantui
Aku mengemakan di seluruh alam
Mengapa ! oh mengapa ! Tapi semua tidak mendengar
Bagaikan kehampaan tiada penghuni
Penyesalanku yang tiada arti
1 komentar:
puisi nya sangat nyentuh mas, good job.
Silakan Berkomentar yang Sopan, Komunikatif dan Membangun.
Terima Kasih atas Kunjungan Anda.
Emoticon